BRUKKK !!
Suara itu terdengar dekat tak jauh dari perjalanan
MUHAMMAD ILHAM FAUZI
yg tak tau entah kemana. Ternyata, terjadi sebuah kecelakaan. Sebuah
mobil honda jazz putih terlihat menabrak sebuah pohon dengan amat sangat
kencang. Seketika itu juga, berbondong-bondong orang datang untuk
melihat kejadian itu. Ilham sangat penasaran, dan ia pun ikut
menyaksikan kecelakaan tersebut.
Terllihat seorang perempuan
tergeletak lemah di dalam mobil itu dengan berlumuran darah. Ilham pun
merasa kasian, ia membawa perempuan tadi ke rumah sakit terdekat
Ilham
kelihatan panik melihat keadaan perempuan tersebut, padahal, ia sama
sekali tidak mengenal perempuan itu, tapi, ia sangat sangat iba melihat
perempuan tersebut yg tak jelas berasal dari mana.
Ilham kembali ke tempat kejadian di mana perempuan itu menabrak sebuah pohon.
Sampai
di tempat kejadian, Ilham menemukan sebuah dompet yg ternyata milik
wanita tersebut. Perlahan lahan, ia mulai membuka dompet tersebut, di
dalam nya terdapat sebuah kartu nama, ternyata, nama perempuan tadi
adalah
BRIGITTA CAROLINE. Di kartu nama tersebut,
tertera nomor telepon rumah dari perempuan tersebut. Dengan tergesa
gesam Ilham langsung menelpon nomor telepon rumah yg ada di kartu nama
tersebut.
"Hallo" kata Ilham, "Iya, hallo, ada apa?" kata
seseorang yg mengangkat telepon tesebut yg tak lain adalah ibu dari
perempuan tadi, "Apa ini ibu dari Brigitta Caroline?" Ilham, "Ya,
Caroline memang anak saya, ada apa dengan anak itu?" kata ibunya dengan
suara nada santai seperti tidak mengkhawatirkan keadaan anaknya
tersebut. "Anak ibu mengalami kecelakaan, sekarang dia berada di rumah
sakit SetiaBudi "ngasal*" kata Ilham dengan nada panik, "Oh" balas ibu
nya lagi dengan nada santai, "Kenapa ibu tidak khawatir? tanya Ilham
bingung. "Kenapa saya harus khawatir? Dia bukan anak saya!" bentak ibu
Caroline. "Kenapa ibu berbicara seperti itu?" tanya Ilham yg tambah
bingung. "Saya tidak suka dengan perlakuan Caroline yg angkuh dan semena
mena kepada saya, dia juga selalu membantah omongan saya dan tidak
pernah merasa bahwa saya adalah ibunya" jawabnya seraya ingin menangis.
"Oh, jadi karna itu ibu membencinya?" tanya Ilham lagi. "Sesungguhnya,
saya tidak membenci Caroline, karna dia anak saya, tapi, Caroline telah
membenci saya, dan apa guna saya menyayangi nya lagi?" jawab ibu itu dan
mulai menangis. "Ibu sabar saja, ya. Caroline berarti tinggal di mana?"
Ilham, "Saya tidak tau lagi tentang Caroline" Ibu Caroline, "Ya sudah,
saya yg akan merawat Caroline" Ilham. "Trima kasih, ya, nak" jawab ibu
Caroline, "Iya" Ilham. Ilham pun mematikan telponnya.
Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari ruang UGD
"Anda
keluarganya?" tanya dokter itu. "i..i..i..iya, dok" jawab Ilham gugup,
"dia tidak apa2, kan, dok?" sambungnya lagi. "Dia buta" jawab dokter itu
singkat sambil menghela nafas. "dia buta?" tanya Ilham dengan panik.
"iya, saya permisi dulu" jawab dokter itu sambil berlalu meninggalkan
Ilham
"Oh, Tuhan, malang nasibnya, kenapa perempuan secantik itu harus mengalami kebutaan?" kata Ilham dalam hatinya.
Ilham
memasuki ruang UGD, betapa sedihnya ketika ia melihat Caroline
terbaring di tempat tidur dengan lemas, tak terasa air matanya menetes,
ia bingung akan hal ini. "Kenapa aku menangis? Dia bukan siapa2ku" gumam
Ilham dalam hati
Tak disadari Caroline pun menggerakan tangan nya perlahan lahan
"Ia sudah bangun" kata Ilham senang
Perlahan lahan, Caroline mulai membuka mata, betapa terkejutnya ketika ia membuka mata dan tidak bisa melihat apa2
"Kenapa gelap? Kenapa gue ga bisa liat apa2?" tanya Caroline dengan panik
"Tenang, tenang, kamu ada di rumah sakit, tadi aku yg bawa kamu kesini" jawab Ilham
"Siapa lo?" tanya Caroline dengan nada ketakutan
"Aku bukan orang jahat, kok. Tadi mobil kamu nabrak pohon, kamu nya juga pingsan, yasudah, kamu aku bawa kesini" jawab Ilham
"Kenapa gue ga bisa liat?" tanya Caroline lagi
"Huuhh, kamuu .... buta" jawab Ilham sedikit menghela nafas
"Enak, aja, lo! Gue ga mungkin buta!" bentak Caroline
"Yasudah, terserah kamu saja" Ilham dan pergi meninggalkan Caroline
"Eh, tunggu" Caroline
"Kenapa?" Ilham
"Nama lo siapa? Caroline
"Nama ku Ilham" Ilham
"Gue Caroline" sambil menjabat tangan Ilham
"Iya, aku tau , kok :)" Ilham
"Hah? Tau dari mana?" tanya Caroline
"Tadi aku telpon mama kamu" Ilham
"Lo tau nomor gue dari mana, hah?" Caroline
"Dari kartu nama kamu" Ilham, "Kamu lagi berantem, ya, sama mama kamu?" sambung Ilham
"Udah, ah, lupain, makasih lo udah nolongin gue, maaf tadi gue marah2" jawab Caroline mengalihkan pembicaraan
"Iya, sama2, kamu yg sabar, ya, Tuhan pasti memberikan jalan terbaik, kok buat kamu" Ilham
"Fiuhh, rasanya gue lebih baik mati daripada harus hidup dengan keadaan seperti ini" jawab Caroline dengan nada putus asa
"Kamu ga boleh putus asa, ya, kamu itu cantik, ga baik berbicara seperti itu" Ilham
"Terserah" jawab nya pendek
Ilham pun meninggalkan Caroline
Skipp *dipercepat*
Lama
kelamaan, mereka menjadi lebih dekat, lebih akrab. Suatu saat, Ilham
pun menyatakan cinta kepada Caroline. "Lin, aku mau ngomong, boleh?"
kata Ilham dengan gugup
"Mau ngomong apa? Silahkan saja :)" jawab Caroline
"Aku suka sama kamu, kamu mau ga jadi pacar aku?" tanya Ilham
"Lo suka sama gue?" tanya Caroline tak percaya
"Iya, kamu mau ga jadi pacar aku?" Ilham
"Gue bakal jawab pertanyaan lo setelah gue bisa melihat lagi" jawab Caroline
"Oke, baiklah, aku akan menunggu" Ilham
Beberapa lama kemudian
"Ham, gue udah dapet pendonor mata untuk gue" ucap Caroline dengan senang sambil memeluk Ilham
"Bagus lah kalau begitu" Ilham tersenyum
>>Skip percepat
Beberapa hari kemudian, operasi dilakukan
Operasi berhasil dilakukan dengan lancar
Caroline datang ke rumah Ilham, betapa kagetnya ia ketika melihat Ilham buta
"Ilham?" tanya Caroline tak percaya akan keadaan Ilham
"Caroline?" tanya Ilham juga sambil memegang tongkat
"Kok lo buta?" tanya Caroline lagi
Ilham hanya tersenyum, "Kamu datang kesini pasti mau jawab pertanyaan kamu yg waktu itu kan?" tanya Ilham
"Kamu mau nerima aku, ga?" tanya Ilham lagi
"Sorry, Ham, gue ga bisa nerima lo, gue ga mau punya pacar yg buta kaya lo!" bentar Caroline
Ilham
pun tersenyum lagi, Caroline langsung pergi meninggalkan Ilham, tak
berterima kasih atas pengorbanan Ilham yg merawatnya dulu saat ia buta
Dipercepat lagi *maaf, ya, dipercepat terus u,u*
_Di sekolah_
"Lin, ini ada surat" kata salah satu temannya yg memberikan sebuah surat kepada Caroline
"Dari siapa?" tanya Caroline
"Baca aja"
Caroline pun membaca surat itu, yg ternyata surat dari Ilham
_Isi Surat_
Caroline
:) apa kabarmu? Aku harap kamu baik2 saja, ya. Sungguh memang aku sakit
hati saat kamu menolak cinta ku, tapi aku senang karna kamu bisa
melihat lagi. Maaf, aku ga bisa jagain kamu seumur hidup kamu. Karna ini
adalah surat terakhir aku untuk kamu yg aku tulis sebelum aku
meninggal. Aku terkena gegar otak, dan aku rasa umurku tinggal beberapa
hari lagi. Aku sayang sama kamu. Aku harap, kamu bisa melihat untuk
selama2nya.
JAGA MATA ITU BAIK BAIK, YA :) I LOVE YOU, CAROLINE
Sayang,
Ilham
Air mata pun menetes dari mata Caroline
"Apa maksudnya?" tanya Caroline kepada temannya tadi yg memberikan surat
"Iya. Ilham yg donor in mata nya untuk lo" jawabnya
"Apa? Jadi, Ilham buta gara2 gue?" tanya Caroline panik
"Mungkin" jawab temannya
"Ilham mana?" Caroline
"Ilham sudah pergi untuk selama2nya"
"Ga mungkin" kata Caroline yg tidak percaya
"Sabar, ya"
"Anterin gue ke tempat Ilham dimakamin"
_Di Pemakaman Ilham_
Caroline langsung berlutut di depan kuburan Ilham
"Ham,
maafin semua kesalahan aku, ya, aku udah menolak cinta kamu yg aku tau
kalau kamu itu tulus, maaf, aku cinta sama kamu, maafin semua keangkuhan
aku, maaf, makasih atas semua pengorbanan kamu selama ini, sampai kamu
mendonorkan mata kamu untuk ku, trimakasih, Ham, aku janju akan jaga
mata ini baik2" ucap Caroline menyesal
~END~
maaf kalau ceritanya jelek atau ceritanya ga bisa kalian mengerti
tolong like dan comment kalau sudah baca, ya
jangan lupa, follow @deaawss
NO COPAS ! OKAY?
by : Laurensia Dea Chrestella